metode - metode pembelajaran

on Kamis, 05 Juli 2012
Metode pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumberdaya atau kekuatan dalam pembelajaran  yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sebagai seorang  guru, tentunya mengetahui metode-metode pembelajaran di sekolah sangatlah penting. Tanpa mengetahui metode-metode pembelajaran, jangan harap proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, untuk mendorong keberhasilan proses belajar mengajar, guru seharusnya mengerti akan fungsi dan langkah-langkah pelaksanaan metode mengajar.  Berikut ini adalah beberapa macam metode pembelajaran, antara lain :
1.         Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran  kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relating besar.
Menurut sagala, “metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan  dari guru kepada peserta didik”.[1]
Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alas an bahwa metode tersebut kurang efisien dan bertentangan dengan manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih bahwa ceramah lebih banyak di pakai sejak dahulu dan dalam setiap pertemuan di kelas, guru tidak mungkin meninggalkan ceramahwalaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.
1.      Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab merupakan metode guru bertanya kepada siswa. Pertanyaan merupakan berbuatan (hal) bertanya, permintaan keterangan, atau sesuatu  yang ditanyakan. Pertanyaan merupakan pembangkit motivasi yang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir. Melalui,  pertanyaan peserta didik yang didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Jawaban merupakan balasan atau tanggapan. Pertanyaan dan jawaban dapat di ajukan secara lisan atau tertulis. Pertanyaan dan jawaban yang tertulis bersifat lebih  formal daripada Tanya jawab lisan yang berlangsung cepat.
Proses menemukan jawaban dapat dilakukan dengan membaca, meneliti, atau diskusi. Membaca informasi dari berbagai sumber adalah salah satu teknik untuk menemukan jawaban. Penelitian di museum, dan tempat-tempat lainnya juga merupakan cara untuk menemukan jawaban.

1.      Metode Diskusi
Diskusi merupakan bentuk tukar pikiran, antara dua orang atau lebih tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu.  Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau antara siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topic atau permasalahan tertentu. Dalam diskusi selalu ada pokok yang menjadi bahan pembicaraan. 
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, “dibanding metode ceramah metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan ketrampilan memcahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskus hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah, sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.[1]

Metode pembelajaran diskusi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
1.      Peserta didik memperoleh kesempatan untuk berpikir.
2.      Peserta didik mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
3.      Peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
4.      Diskusi dapat merubah prilaku efektif siswa secara konkrit. Penggunaan diskusi secara terampil memunmgkinkan pembentukan sikap dalam suasana kelompok.
5.      Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan peserta didik.
6.      Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratis dan dapat menghargai pendapat orang lain. 
Berikut ini adalah beberapa jenis diskusi :
a.       Diskusi kelompok, yaitu diskusi yang terdiri dari atas beberapa kelompok orang, dan masing-masing kelompok mempunyai seorang ketua dan notulis, serta tidak ada pendengar.
b.      Diskusi panel, yaitu diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang membahas suatu topic yang menjadi perhatian umum dihadapan khalayak, pendengar, atau penonton, khalayak diberi kesempatan untuk bertanya dan memberikan jawaban.
c.       Seminar, yaitu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli (guru besar, pakar, dan lain sebagainya).
d.      Symposium, yaitu pertemuan dengan beberapa pembicara dengan mengemukakan pidato singkat tentang topic tertentu atau tentang aspek dari topic yang sama.
e.       Konferensi, yaitu rapat atau pertemuan untuk berunding dan bertukar pendapat mengenai masalah yang dihadapi bersama.[2]


1.      Metode Kerja Kelompok

Menurut sagala, “metode kerja kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri, ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil”.[3] Tujuan kerja kelompok adalah agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan kooperatif dari berbagai  individu tersebut.
1.      Metode Demontrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk memberikan solusi bagi siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti : bagaimana cara mengaturnya ? bagaimana prosesnya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demontrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru  atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seseorang siswa memperlihatkan kepada siswa yang lain sesuatu proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci secara otomatis, cara membuat kue, atau yang lain sebagainya.[1]






2.      Metode Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Simulasi merupakan metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya simulasi dapat diartikan sebagai cara pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami suatu konsep, prinsip, atau ketrampilan tertentu. Metode simulasi merupakan bentuk metode praktis yang sifatnya untuk mengembangkan ketrampilan  peserta belajar (ketrampilan mental maupun fisik).
Metode ini memindahkan suatu situasi yang  nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktik di dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya,  sebelum melakukan praktik penerbangan, seoraang siswa penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi pada saat simulasi harus benar-benar merupakan keadaan yang  sebenarnya (replikasi kenyataan). Dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.

3.      Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas atau resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung jawabkan. Tugas yang diberikan guru dapat merangsang siswa untuk aktif belajar, baik secara individual maupun kelompok.
Metode pemberian tugas ini dalam pelaksanaannya tentu memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Oleh karenanya, setiap guru harus memperhatikan agar metode ini menjadikan situasi kelas lebih aktif.
Adapun jenis-jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa yang dapat membantu berlangsungnya proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :

1.      Tugas membuat rangkuman
2.      Tugas membuat makalah
3.      Menyelesaikan soal
4.      Tugas mengadakan observasi
5.      Tugas mempraktikkan sesuatu
6.      Tugas mendemontrasikan observasi

4.      Metode Inkuiri
Metode inkuiri merupakan metode relatif baru. Metode inkuiri disebut juga metode penemuan yang sangat penting untuk dilakukan siswa di sekolah dasar.
Menurut Sagala, “metode inkuiri mrupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir  ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah”.[2] Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek dan objek dalam belajar. Peranan guru  dalam pembelajaran dengan metode inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilisator. Tugas guru adalah  memilih masalah kepada siswa untuk dipecahkan. Namun, dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Tugas  guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap  kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
Tujuan metode inkuiri adalah sebagai berikut :
1.      Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
2.      Mengurangi ketergantungan peserta didik dan guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.
3.      Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
Alasan penggunaan metode inkuiri/penemuan adalah sebagai berikut.
1.      Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat
2.      Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah, tapi juga dari lingkungan dan alam.
3.      Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
4.      Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.



5.      Metode Problem Solving
“Metode problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, melainkan juga merupakan suatu metode berpikir. Dalam metode  problem  solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dari mencari data sampai pada menarik kesimpulan.”[3]
Langkah-langkah metode  problem solving adalah sebagai berikut.
§  Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan kemampuannya.
§  Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Caraya bisa dengan membaca buku, meneliti beritanya, berdiskusi, dan lain-lain.
§  Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Jawaban sementara ini didasarkan pada data yang telah diperoleh pada langkah yang kedua.
§  Menguji kebenaran sementara dari masalah tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok. Untuk menguji kebenaran jawaban tersebut diperlukan metode-metode lainnya seperti demontrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
§  Menarik kesimpulan, artinya siswa harus sampai pada kesimpulan akhir tentang jawaban dari masalah tadi.


[1]  Ihat Hatimah, Strategi Dan Metode Pembelajaran …., hal : 123

[2]  Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran …., hal : 33


[3] H. Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. (Tangerang: Ciputat Press, 2007), hal : 58




[1] Ihat Hatimah, Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Bandung: Adira, 2000), Hal : 122


[2] Israini Hardini, Dewi Puspitasari., Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori Konsep dan Implementasi), (Yogyakarta: Familia, 2012), hal : 21-23


[3]  Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran …., hal : 30







[1]  Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal : 23

0 komentar:

Posting Komentar