Metode pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumberdaya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Sebagai seorang guru, tentunya mengetahui metode-metode
pembelajaran di sekolah sangatlah penting. Tanpa mengetahui metode-metode
pembelajaran, jangan harap proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu, untuk mendorong keberhasilan proses belajar
mengajar, guru seharusnya mengerti akan fungsi dan langkah-langkah pelaksanaan
metode mengajar. Berikut ini adalah
beberapa macam metode pembelajaran, antara lain :
1.
Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara
lisan atas bahan pembelajaran kepada
sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relating besar.
Menurut sagala, “metode ceramah adalah sebuah bentuk
interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik”.[1]
Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai
metode mengajar telah menjadi persoalan yang cukup sering diperdebatkan.
Sebagian orang menolak sama sekali dengan alas an bahwa metode tersebut kurang
efisien dan bertentangan dengan manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang
mempertahankan berdalih bahwa ceramah lebih banyak di pakai sejak dahulu dan
dalam setiap pertemuan di kelas, guru tidak mungkin meninggalkan
ceramahwalaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan
uraian singkat di tengah pelajaran.
1.
Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab merupakan metode guru bertanya
kepada siswa. Pertanyaan merupakan berbuatan (hal) bertanya, permintaan
keterangan, atau sesuatu yang
ditanyakan. Pertanyaan merupakan pembangkit motivasi yang dapat merangsang
peserta didik untuk berpikir. Melalui, pertanyaan
peserta didik yang didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan
memuaskan. Jawaban merupakan balasan atau tanggapan. Pertanyaan dan jawaban
dapat di ajukan secara lisan atau tertulis. Pertanyaan dan jawaban yang
tertulis bersifat lebih formal daripada
Tanya jawab lisan yang berlangsung cepat.
Proses menemukan jawaban dapat dilakukan dengan
membaca, meneliti, atau diskusi. Membaca informasi dari berbagai sumber adalah
salah satu teknik untuk menemukan jawaban. Penelitian di museum, dan
tempat-tempat lainnya juga merupakan cara untuk menemukan jawaban.
1.
Metode Diskusi
Diskusi merupakan bentuk tukar pikiran, antara dua
orang atau lebih tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Metode diskusi merupakan interaksi antara
siswa dan siswa atau antara siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan
masalah, menggali atau memperdebatkan topic atau permasalahan tertentu. Dalam
diskusi selalu ada pokok yang menjadi bahan pembicaraan.
Menurut
Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, “dibanding metode ceramah metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan ketrampilan
memcahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskus hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah, sehingga metode ceramah
lebih efektif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan anak dari pada metode
diskusi.[1]
Metode
pembelajaran diskusi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
1.
Peserta didik memperoleh kesempatan
untuk berpikir.
2.
Peserta didik mendapat pelatihan
mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
3.
Peserta didik belajar bersikap toleran
terhadap teman-temannya.
4.
Diskusi dapat merubah prilaku efektif
siswa secara konkrit. Penggunaan diskusi secara terampil memunmgkinkan
pembentukan sikap dalam suasana kelompok.
5.
Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi
aktif di kalangan peserta didik.
6.
Diskusi dapat mengembangkan sikap
demokratis dan dapat menghargai pendapat orang lain.
Berikut ini adalah beberapa jenis diskusi :
a.
Diskusi kelompok, yaitu diskusi yang
terdiri dari atas beberapa kelompok orang, dan masing-masing kelompok mempunyai
seorang ketua dan notulis, serta tidak ada pendengar.
b.
Diskusi panel, yaitu diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang membahas suatu topic yang menjadi perhatian umum dihadapan khalayak,
pendengar, atau penonton, khalayak diberi kesempatan untuk bertanya dan
memberikan jawaban.
c.
Seminar, yaitu pertemuan atau persidangan untuk membahas
suatu masalah di bawah pimpinan ahli (guru besar, pakar, dan lain sebagainya).
d.
Symposium, yaitu pertemuan dengan beberapa pembicara dengan
mengemukakan pidato singkat tentang topic tertentu atau tentang aspek dari
topic yang sama.
e.
Konferensi, yaitu rapat atau pertemuan untuk berunding dan
bertukar pendapat mengenai masalah yang dihadapi bersama.[2]
1. Metode Kerja
Kelompok
Menurut sagala, “metode kerja kelompok mengandung
pengertian bahwa siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai satu kesatuan
(kelompok) tersendiri, ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil”.[3]
Tujuan kerja kelompok adalah agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang
lain dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut
kegiatan kooperatif dari berbagai individu
tersebut.
1. Metode
Demontrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode
pembelajaran yang sangat efektif untuk memberikan solusi bagi siswa mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti : bagaimana cara mengaturnya ?
bagaimana prosesnya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demontrasi sebagai metode pembelajaran adalah
bilamana seorang guru atau seorang
demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seseorang siswa
memperlihatkan kepada siswa yang lain sesuatu proses. Misalnya bekerjanya suatu
alat pencuci secara otomatis, cara membuat kue, atau yang lain sebagainya.[1]
2. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan.
Simulasi merupakan metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk
tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya simulasi dapat diartikan
sebagai cara pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
memahami suatu konsep, prinsip, atau ketrampilan tertentu. Metode simulasi
merupakan bentuk metode praktis yang sifatnya untuk mengembangkan ketrampilan peserta belajar (ketrampilan mental maupun
fisik).
Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar
karena adanya kesulitan untuk melakukan praktik di dalam situasi yang
sesungguhnya. Misalnya, sebelum
melakukan praktik penerbangan, seoraang siswa penerbangan melakukan simulasi
penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi
pada saat simulasi harus benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan). Dalam
simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat melakukan
suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.
3.
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas atau resitasi adalah cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung jawabkan. Tugas yang
diberikan guru dapat merangsang siswa untuk aktif belajar, baik secara
individual maupun kelompok.
Metode pemberian tugas ini dalam pelaksanaannya
tentu memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Oleh karenanya, setiap guru
harus memperhatikan agar metode ini menjadikan situasi kelas lebih aktif.
Adapun jenis-jenis tugas yang dapat diberikan kepada
siswa yang dapat membantu berlangsungnya proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut :
1. Tugas membuat rangkuman
2. Tugas membuat makalah
3. Menyelesaikan soal
4. Tugas mengadakan observasi
5. Tugas mempraktikkan sesuatu
6. Tugas mendemontrasikan observasi
4.
Metode Inkuiri
Metode inkuiri merupakan metode relatif baru. Metode inkuiri disebut juga metode penemuan yang
sangat penting untuk dilakukan siswa di sekolah dasar.
Menurut Sagala, “metode inkuiri mrupakan metode
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses
pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah”.[2]
Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek dan objek dalam belajar. Peranan
guru dalam pembelajaran dengan metode
inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilisator. Tugas guru adalah memilih masalah kepada siswa untuk dipecahkan.
Namun, dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber
belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan
guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus
dikurangi.
Tujuan metode inkuiri adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam
menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
2. Mengurangi ketergantungan peserta didik dan guru
untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.
3. Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
Alasan penggunaan metode inkuiri/penemuan adalah
sebagai berikut.
1. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang
pesat
2. Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah,
tapi juga dari lingkungan dan alam.
3. Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran
sendiri kebutuhan belajarnya.
4. Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur
hidup.
5.
Metode Problem Solving
“Metode problem
solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, melainkan
juga merupakan suatu metode berpikir. Dalam metode problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya dimulai dari mencari data sampai pada menarik kesimpulan.”[3]
Langkah-langkah metode problem
solving adalah sebagai berikut.
§ Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah
ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan kemampuannya.
§ Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah tersebut. Caraya bisa dengan membaca buku, meneliti
beritanya, berdiskusi, dan lain-lain.
§ Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
Jawaban sementara ini didasarkan pada data yang telah diperoleh pada langkah
yang kedua.
§ Menguji kebenaran sementara dari masalah tersebut.
Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul
cocok. Untuk menguji kebenaran jawaban tersebut diperlukan metode-metode
lainnya seperti demontrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
§ Menarik kesimpulan, artinya siswa harus sampai pada
kesimpulan akhir tentang jawaban dari masalah tadi.
[1]
Ihat Hatimah, Strategi Dan Metode
Pembelajaran …., hal : 123
[2]
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna
Pembelajaran …., hal : 33
[3] H. Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching.
(Tangerang: Ciputat Press, 2007), hal : 58
[1] Ihat Hatimah, Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Bandung:
Adira, 2000), Hal : 122
[2] Israini Hardini, Dewi
Puspitasari., Strategi Pembelajaran
Terpadu (Teori Konsep dan Implementasi), (Yogyakarta: Familia, 2012), hal :
21-23
[3]
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna
Pembelajaran …., hal : 30
[1]
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna
Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal : 23
0 komentar:
Posting Komentar